faktaindonesia.co.id – Sunan Kalijaga pada masa itu sebagai pemuda sakti yang selalu merampok untuk kepentingan masyarakat. Namun, disisi lain Waliyullah Raden Mas Said Sunan Kalijaga juga belajar ilmu dan berguru kepada Sunan Bonang Raden Maulana Makdum Ibrahim di hutan Jatiwangi, ketika ia masih menjadi seorang penyamun dan perampok.
Peristiwa itu terjadi setelah Raden Mas Said pertama kali bertemu dengannya di hutan ketika Raden Said menghadang dan merampoknya, lalu mengambil tongkat Sunan Bonang yang berkilauan layaknya emas. Setelah berada di tangan Raden Said, tongkat itu ternyata bukan dari emas, sehingga dikembalikannya.
Dalam pertemuan itu juga, Sunan Bonang menunjukkan kehebatannya yang mampu merubah pohon Aren menjadi emas kemudian mengembalikannya ke asal semula.
Sejarah tidak mencatat secara jelas kapan dan tahun berapa peristiwa itu terjadi. Meski demikian, peristiwa ini menjadi titik awal keinsyafannya untuk mencari ilmu dan berguru (ngelmu) kepada Sunan Bonang Raden Maulana Makdum Ibrahim Putra Sunan Ampel.
Pelajaran pertamanya adalah, perintah untuk diam berkhalwat (tapa atau semedi) di tepi sungai dekat hutan belantara tempat keduanya bertemu. Raden Said diperintahkan untuk menunggui tongkat Sunan Bonang sampai dia kembali ke hutan tersebut sebagai syarat menjadi muridnya.
Diceritakan Raden Said tinggal di hutan itu selama 3 (tiga) tahun dalam kondisi tertidur dan badannya tertimbun akar pepohonan yang melilitnya.
Banyak sumber menyebutkan ini adalah pelajaran semedi (khalwat) pertama yang diajarkan Sunan Bonang kepada Raden Said untuk menguji kepatuhannya.
Tampaknya, proses ber khalwat (semedi) Sunan Kalijaga tidak hanya dilakukan di tepi kali dekat hutan Jatiwangi, tetapi juga dilakukan di Kalijaga, Cirebon.
Disebutkan di dusun Kalijaga itu, Raden Said ber khalwat (semedi) bersama dua orang temannya dengan cara berendam di dalam air sungai (jaga kali) hingga dia dinyatakan sebagai orang sakti dan berganti nama menjadi Kalijaga. (mnf/ries)