Surabaya || faktaindonesia.co.id – Kasus pembobolan rumah di wilayah Gayungan Surabaya beberapa kali terjadi. Untuk mengantisipasi, pihak kepolisian setempat turut lakukan pemetaan pada kawasan sekitar yang disinyalir rawan. Terlebih, di wilayah Menanggal, kepolisian telah memetakan agar upaya menekan aksi kejahatan kriminalitas.
Berdasarkan informasi diterima, kasus pembobolan rumah di wilayah Gayungan terakhir kali terjadi pada dua minggu lalu. Para pelaku nekat membobol masuk ke rumah korban melalui atap dengan menguras barang berharga milik korban uang tunai Rp. 50 juta.
“Kami berhasil mengungkap dengan rbekal rekaman kamera CCTV, dan tersangka dapat tertangkap kurang dari 24 jam,” kata Kapolsek Gayungan Surabaya, Kompol Suhartono, S.Sos., kepada faktaindonesia.co.id Senin (27/6).
Untuk pemetaan, Kompol Suhartono mengaku, pihaknya sudah membuat pemetaan dalam penanganan pencegahan kasus pembobolan rumah. “Kami sudah petakan mana saja wilayah kasawan yang terkesan rawan,” tegasnya.
Daerah Menanggal menurutnya, termasuk kawasan rawan. Setidaknya, sudah ada 2 (dua) kejadian. Meskipun begitu, Suhartono bilang, untuk teknis pengamanan semua wilayah turut diperketat. Apalagi, wilayah Gayungan banyak tempat kost, dan perumahan. Bahkan, 2 lokasi kerap kali menjadi sasaran para pelaku kejahatan.
Untuk cara mengatasinya diungkapkan mantan KBO Satreskrim Polrestabes Surabaya bahwa, pihaknya juga berkoordinasi dengan semua pihak. Mulai dari anggota satpam sekitar. Selain itu, patroli mobile turut digerakkan rutin bersama jajaran 3 pilar wilayah Gayungan.
“Kami rutin lakukan patroli mobile, baik terbuka maupun sifatnya pemantauan. Ini tujuannya mengawasi lingkungan sekitar, terlebih utamanya mencegah kasus pembobolan rumah, jadi penting pagi, siang, dan malam terus lakukan patroli” tutur Suhartono.
Keseluruhan, dikatakan kembali, modus digunakan pelaku kejahatan 3C (Curat, Curas, dan Curanmor) hampir sama kasus sebelumnya. Mereka pelaku biasanya mencari sasaran target menggambar peta lokasi terlebih dahulu dengan melihat keadaan lingkungan sekitar. Termasuk, saat waktu situasi sepi rumah korban yang akan dibobol pelaku. Selanjutnya, tersangka juga tidak tiba-tiba membobol rumah. Sebab, pelaku pasti memantau situasi.
“Kami sampaikan, masyarakat agar mewanti-wanti untuk mawas diri (saling mengkoreksi) terhadap penghuni yang tidak dikenal. Lebih-lebih, gerak-gerik mencurigakan, hingga penjagaan di perumahan harus selektif,” pesan Suhartono.
Mantan Kasat Resnarkoba Polres Ngawi menuturkan, jika masyarakat menemukan tersebut segera bisa menghubungi polsek, termasuk jajaran 3 pilar. Dengan demikian, tindakan bisa segera dilakukan.
“Kondisi perlu dikhawatirkan saat libur panjang. Banyak masyarakat berlibur ke luar kota. Rata-rata rumah ditinggalkan dalam situasi kosong tak berpenghuni,” pungkasnya. (ynt)