Terkendala Biaya Tidak Ada, Bak Truk Sampah Milik DLH Surabaya Tambal Sulam

103

Surabaya | faktaindonesia.co.id – Truk pengangkut sampah kerap kali melintasi di jalan raya tampak berlubang pada bak tersebut.

Sangat disayangkan, hal ini akan menjadi catatan tersendiri bagi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya untuk dilakukan penggantian bak truk mengangkut sampah yang kerap menjadi keluhan masyarakat bau menyengat disaat bak sampah terlihat jelas berlubang.

Agus Hebi Djuniantoro, Kepala Dinas (Kadis) DLH Kota Surabaya mengaku, tujuan truk pengangkut sampah memakai Compactor sampah agar menghindari bau menyengat saat berada di jalan raya karena keadaan tertutup.

“Akan kami lakukan perombakan untuk memakai Compactor sampah, tapi bertahap, karena duwek’e gak onok (uangnya tidak ada),” ujarnya, Sabtu (16/4).

Hebi pun menuturkan, angkutan sampah pada bak telah merencanakan untuk memakai Compactor sampah.

“Kekurangan itu cuma memang lumayan banyak, nanti pelayanan persampahan tidak lagi mengganggu bagi pengendara di jalan raya,” katanya.

Selama ini yang terlayani pada Compactor sampah sekitar 50 persen sampai dengan 60 persen. Sedangkan, sisanya dari 40 persen itu masih memakai bak sampah masih lubang-lubang atau jebol.

“Untuk bak sampah yang lubang kita adakan pemeliharaan, nanti terlihat bak sampah berlubang kita sulam kembali,” ungkap Hebi.

Mantan Kepala Bagian (Kabag) Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyebut, kekurangan itu diperkirakan sekitar 26 unit sampai 30 unit Compactor sampah baik berukuran kecil maupun besar. Maka, dari tahun ke tahun telah dilakukan pengadaan itu Compactor sampah.

“Kami berharap, nanti wilayah terpencil bisa terlayani dengan Compactor sampah,” ungkap Hebi.

Hebi mengatakan, saat mengangkut jangan melebihi muatan sampah. Tidak sepatutnya seperti itu, kan. Kalau misalkan, muatan sampah kurang, bisa dilanjutkan mengangkut sampah lagi dan SOP (Standar Operasional Prosedur) nya seperti itu.

“Muatan sampah kalau di petal, terus tumpah ke jalan bisa kotor, serta dapat menggangu pengendara lain,” pesannya.

Pada poin itu, Hebi menyatakan, jangan sampai angkutan sampah mengganggu pengguna jalan. Memang terkadang sampah berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo di kawasan Surabaya Barat volume sampah tidak bisa diperkirakan.

Sehingga, yang biasa saat perkiraan 1 truk dalam mengangkut sampah tahunya pada masa tertentu bisa melebihi kapasitas sekitar 1 setengah muatan sampah.

“Akhirnya, kami perkirakan kadang penjaga TPA Benowo pada muatan sampah di petal-petal gitu,” tuturnya. (ynt/mnf/yud)

iklan bawah berita